Fourteen Times - Menteri Luar Negeri Australia, Julie Isabel Bishop,
khusus terbang ke Indonesia menemui Menlu RI Marty Natalegawa. Bishop
menyatakan penyesalan Australia telah menyadap Presiden SBY dan pejabat
Indonesia. Selain menyesal, Australia berjanji tak akan menyadap
pemerintah Indonesia lagi.
"Kami menyesali atas apa yang telah terjadi pada masyarakat Indonesia," ujar Bishop, Kamis (5/12).
Namun
polemik penyadapan intelijen Australia terhadap Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, Ani Yudhoyono, Wapres Boediono, Jusuf Kalla dan sejumlah
pejabat lain, belum selesai. Kemarin, Perdana Menteri Australia Tony
Abbot mengaku tak akan menghentikan penyadapan atau kegiatan untuk
memata-matai Indonesia.
Pernyataan PM Abbott ini bertentangan
dengan harapan Indonesia bahwa Australia akan membuka babak baru
hubungan bilateral dua negara. Bukankah sebelumnya Australia sudah
berjanji untuk menghentikan penyadapan?
Sikap Abbot yang tak mau
menghentikan penyadapan kembali menuai kontroversi. Tanpa menghentikan
kegiatan intelijen, bagaimana semua kerjasama bilateral
Indonesia-Australia bisa digulirkan kembali?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar